SPENDAKA MARCHINGBAND-SPENDAKA DRUMBAND
Oleh Sugeng Rianto, S.Pd (Guru
Sertifikasi Seni Budaya)
A. Inovasi
Pembelajaran Seni Musik-Seni Budaya
Spendaka
adalah singkatan dari singkatan SMP Negeri 2 Krian (Sidoarjo). Marchingband
atau Drumband adalah kegiatan berkesenian seni musik yang dilakukan sambil
baris-berbaris. Spendaka Marchingband atau Spendaka Drumband adalah ikon
terbaru pembelajaran Seni Musik-Seni Budaya yang dikembangkan di SMP N 2 Krian,
Sidoarjo dalam bentuk kegiatan pengembangan diri berupa ekstrakurikuler.
Ikon
terbaru karena baru diselenggarakan menjelang mid semester (tengah semester) ganjil
tahun pelajaran 2012/2013 sekitar Oktober 2012. Hal ini terkait disetujuinya
usulan belanja penambahan alat musik melengkapi instrument musik yang sudah ada
di studio musik band di SMPN 2 Krian. Usulan yang diajukan oleh bapak sugeng
Rianto, S.Pd sebagai guru Seni Budaya langsung disambut baik dan disetujui oleh
Kepala SMPN 2 Krian bapak Drs. H.M. Ghufron, M.Pd melalui sumber dana dari BOS
(Bantuan Operasional Sekolah). Artinya, peralatan drumband lengkap standar
minimal satu grup marchingband yang menelan beaya 9,5 juta rupiah, sepeserpun
tidak memungut dari orang tua/wali murid. Belanja alat musik awal Oktober,
pertengahan Oktober segera dilaksanakan pembinaan siswa sebagai peserta
ekstrakurikuler.
Sebagai
kegiatan pengembangan diri yang sifatnya alternative dari sekian banyaknya
kegatan ekstrakurikuler di SMPN 2 Krian, maka penjaringan peserta
disosialisasikan bagi siswa yang memiliki: minat, bakat, kemauan/kesungguhan,dan
kedisiplinan. Terjaringlah secara alami melalui proses berlatih seminggu sekali
tanpa melalui seleksi, sejumlah 33 peserta yang benar-benar memiliki kriteria
di atas.
B. Spendaka
Marchingband/Spendaka Drumband
Dengan
motto: “Spendaka Drumband, Do The Best, Be The Best, For The Best”, kehadiran
ekstrakurikuler ini gaungnya mulai dikenal oleh stakeholder yaitu orangtua/wali
murid. tak kurang, pada saat pembagian Rapot Mid Semester (Rapot Sisipan/Rapot
Tengah Semester), aktivitas bermusik drumband sudah dipergelarkan di lantai
atas gedung SMPN 2 Krian. Ke depan, masih banyak agenda kegiatan yang dibidik
dalam kaitan defile/display/parade untuk perform grup musik Drumband atau
Marchingband di Spendaka. Semisal: performance di kala tertentu saat upacara
rutin pengibaran bendera (upacara tiap senin pagi) di sekolah; even pembagian
raport semester atau raport kenaikan kelas seiring fihak sekolah mengundang stakeholder
orangtua/wali murid; memenuhi even undangan sebagai tim korpsik (korp musik) untuk
parade pembukaan even gerak jalan/karnaval; memenuhi undangan even lomba, dan
sebagainya. Insya Allah.
C. Semua
yang Terbaik untuk Bersama
Memang
masih berusia belum genap tiga bulan. Ibarat orok, masih perlu banyak polesan,
bimbingan dan arahan dalam mengejawantahkan talenta musical melalui drumband
atau marchingband. Namun secara umum, dengan materi lagu-lagu meliputi: Mars
Spendaka (Mars SMPN 2 Krian) ciptaan bapak Sugeng Rianto; Kasih Ibu, Tujhe
Dekha To; Everything at Once; Final Countdown; Kapan-Kapan; Ya Badrotin; Gilang
Si Paku Gilang; Sayonara; dan masih banyak lagi lagu-lagu yang tengah
diaransemen notasinya sebagai materi latihan, tak mengherankan jika beberapa
siswi yang berperan memainkan marchinbell/balyra dan pianika, masih agak
kesulitan jika beberapa lagu dimainkan secara medley (penyajian musical
beberapa lagu secara berkesinambungan tanpa henti antara lagu yang satu ke lagu
yang lain). Sebagai Pembina/pelatih/instrukutur tunggal, Sugeng Rianto yang
juga pengajar seni musik mentargetkan bahwa setiap koleksi lagu-lagu yang sudah
dikuasai harus dimanikan secara meedley. Diakui sendiri oleh beliau, bahwa
anak-anak memang perlu proses berlatih yang padat/sering,panjang, intensif dan efektif agar harmoni musical
cepat padu antara ritmis (snaredrum, bassdrum, cymbal); melodis
(marchinbell/balyra/balera dan pianika/pika); harmonis (pianika) serta
kepiawaian gitapati/mayoret dan colorguard (pengibar bendera/semacam
cheersleader). Namun dalam kurun sekitar dua bulan, setidaknya talenta musical
para peserta sudah terasah. Hal ini berdampak pada KBM (kegiatan belajar
mengajar) di kelas, bahwa siswa/siswi peserta drumband pasti menjadi motor
penggerak aktivitas KBM Seni Musik dan memiliki nilai yang terbaik. Terakhir,
Sang Guru berharap agar semua dilakukan demi kebersamaan, karena tidak akan
sukses penampilan bermusik drumband jika tidak menjunjung tinggi nilai
kebersamaan dalam bermusik. Kini, yang sedang diperjuangkan Pembina drumband
adalah mengkalkulasi anggaran yang akan diajukan melalui dana BOS terkait
kebutuhan: seragam/kostum (topi, sepatu, baju/rompi dan celana).